Neneknya dari Arab
Menurut cerita nenek-nenek, nenek kurma ini berasal dari Arab. Tempatnya
yang persis antara Ethiopia dan Teluk Parsi. Dari tempat itu, nenek kurma
diajak ‘berjalan-jalan’ ke berbagai penjuru dunia oleh para pedagang dan
tentara zaman dulu yang sukanya berperang mencari daerah baru. Hingga kini, anak
cucu si nenek kurma itu telah berkembang biak di Mesir, Spanyol, Kalifornia,
dan lain-lain.
Daunnya selalu
dadah
Nenek moyang kurma pertama kali ditemukan di daerah Phoenix (sekarang
Lebanon) pada 2000-3000 sebelum Masehi. Oleh
penemunya, dia diberi nama Phoenicia. Setelah itu, oleh Linnaeus (ilmuan yang
mengurusi nama-nama Latin tumbuhan dan hewan), nama kurma Phoenicia ditambah
dengan kata dactylifera. Jadi sekarang kurma punya nama keren, Phoenicia
dactylifera. Bagus ya? Mau tahu artinya tidak? Artinya, pohon Phoenix yang
daunnya membuka seperti tangan kita kalau sedang dadah eh… melambai.
Tingginya 30 meter
Pohon kurma, senang hidup di daerah yang tanahnya berpasir, beriklim
kering dan panas. Mereka hanya tumbuh baik bila ditanam di tempat yang suhunya
32ºC.
Barisan pohon kurma |
Tanaman yang suka panas-panasan ini mempunyai batang yang tinggi, lurus,
dan gemuknya sama dari pangkal batang sampai ke ujung. Garis tengahnya sekitar
40 cm. Sebetulnya, batang kurma licin seperti batang kelapa. Namun karena daun-daun
yang gugur selalu meninggalkan bekas potongan pangkal daunnya, batang kurma
jadi tampak kasar.
Kurma yang berumur 10 tahun, tingginya
cuma 15 meter. Setelah umurnya setengah abad, tingginya bisa sampai 30
meter.
Penyerbukannya
perlu dibantu
Pohon kurma adalah tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah
pada pohon yang berbeda. Jadi, ada pohon kurma yang berbunga jantan dan ada
pohon kurma yang bunganya betina saja.
Zaman dulu, penyerbukan bunga kurma
dibantu oleh serangga. Tetapi sekarang, supaya hasil panennya lebih banyak, penyerbukannya
dibantu orang. Caranya, Pak kebun kurma naik ke pohon bunga betina sambil
membawa tepung sari dari bunga jantan. Lalu, tepung sari itu dihembuskan ke arah
bunga betina menggunakan alat penghembus. Wuzzzz, begitu kira-kira bunyinya. O
iya, jangan kamu kira Pak kebun ini memanjat seperti kamu memanjat pohon
kelapa, lho. Mereka punya alat khusus yang canggih. Bentuknya seperti piring
yang bisa dikerek seperti tiang bendera. Dengan piring kerek itu juga, mereka
menyenprot Insektisida, memilih buah yang bagus, mengantongi dan memetik buah.
Yang segar atau
yang kering
Buah kurma dibungkus kantong kertas |
Calon buah yang muncul setelah diserbuki harus dilindungi. Pak kebun
kurma memakai kantong kertas untuk melindungi buah agar tidak kehujanan,
tidak dimakan burung dan serangga. Nanti setelah berumur 5 bulan, buah akan
masak. Warnanya kuning keemasan atau merah. Kulitnya tipis dan licin. Daging
buahnya berair, seperti buah sawo.
Buah kurma yang sudah matang berwarna merah |
Di negeri asalnya
buah kurma dimakan langsung begitu saja. Kata para ahli kurma, buah segar
mengandung gula 60% dan protein 20%. Sedangkan kurma yang sering kita makan itu
adalah buah kurma yang sudah di keringkan. Warnanya jadi kecoklatan, airnya
menyusut, kandungan gulanya naik menjadi 80%, dan tahan lama bila disimpan.
0 komentar:
Posting Komentar